Kamis, 30 Agustus 2012

Cinta tidak bisa main-main

Saat tua nanti masihkah ada cinta dihati kita selain cinta terhadap Tuhan?
Masihkah ada rasa sayang untuk orang yang mendampingi hidup kita?
Pernahkah terfikir cinta sejati memang ada?
Ya... Cinta sejati memang ada.

Kenalan, pacaran, dan putus.
Bermain-main dengan cinta itu sangat mudah, bahkan sangat menyenangkan menurut kebanyakan remeja jaman sekarang. Dengan mudahnya mereka menggota-ganti dan memainkan perasaan pasangannya. Tidak hanya para remaja, mungkin kebanyakan para orang yang sudah dewasa pun sama, sama-sama bermain dalam cinta. Dengan mudahnya mereka menikah dan bercerai, padahal pernikahan itu ada karena cinta yg suci dan murni bukan paksaan atau bahkan godaan.

Hmm.. Tersadar ketika mengingat kisah sepasang suami istri yang sudah lanjut usia. Aku biasa memanggilnya Aki dan Mamah. Aki dan mamah memang sudah tua, umurnya sekitar 70thn, namun badannya masih segar dan terlihat sangat bersemangat. Aku baru mengerti ternyata benar, kita diciptakan itu berpasang-pasangan dan orang yang berbeda akan dipersatukan. Seperti mereka, Mamah orangnya sangat cerewet, bawel dan sangat perhitungan terhadap kedisiplinan. Sedangkan Aki orangnya penyabar, penyangang dan bijaksana. Kulihat hidup mereka sangat damai dan saling mengerti. Hingga suatu hari aku mendapati kabar bahwa Mamah sakit, ku tengoklah beliau.
Mamah terserang penyakit, entah itu apa kurang jelas. Yang aku tau mamah hanya bisa berbaring ditempat tidur, sepertinya ada masalah dengan kakinya.

Hal yang membuatku kagum adalah, Aki merawat mamah dengan kasih sayang, menyuapi makanan, memberikan minum, memakaikan mukena, menyiapkan selimut, segala sesuatunya aki urus dengan lemah lembut, bahkan tidak sedikitpun terlihat wajah kesal atau capek.
Beberapa bulan kemudian, mamah sudah pulih, namun kakinya memang tidak bisa berjalan seperti dulu. Beliau harus berjalan dengan pelan dan dirangkul, dan yang merangkul menuntun mamah kemana-mana adalah aki.
Mereka tinggal bersama seorang anak bungsu yang bekerja di luar kota, sehingga jarang sekali berada dirumah. Aku tau Aki dan Mamah pasti diajak tinggal bersama anak-anaknya, namun mereka menolak karena aku tau mereka tidak ingin merepotkan anaknya, mereka ingin tinggal berdua saja.

Sudah sangat lama tak bertemu mereka. Ketika itu aku bertemu di salah satu rumah keluarga, mamah duduk dikursi dan kulihat aki menghampirinya, dan bertanya
"Mau makan apa? baso? rujak? kupat?", tanya aki.
"Rujak aja, pengen yang seger", jawab mamah.
Akipun tersenyum dan mengambil rujak yang tak jauh.
Kulihat aki sangatlah lembut, melihat mereka begitu indah, cintanya takan pernah luntur sejak remaja, cintanya begitu murni dan saling menerima kekurangan.

Berbeda dengan aki dan mamah..
Sore hari itu aku melewati suatu komplek yang tak jauh dari komplek rumahku, saat diperjalanan kulihat ada seorang nenek sedang mendorong kursi roda, ternyata itu kakek, suaminya.
Kakek terlihat sangat bahagia, wajahnya memancarkan senyum yang sempurna. Nenek terlihat sangat senang, mendorong sambil mengajak kakek bercengkrama, sesekali terpancar senyum diwajah nenek itu. Subhanallah... Sungguh sangat kagum melihat mereka...

Ternyata cinta itu tidak bisa main-main, rasa kasih sayang yang tulus harus kita dapatkan dan kita berikan untuk orang yang mendampingi kita. Jangan pernah bermain jika kamu tidak mau tersakiti.. Seseorang yang benar menyayangimu adalah seseorang yang mampu bertahan dan menjagamu saat keadaanmu senang maupun tertekan. Seseorang yang benar menyayangimu adalah seseorang yang mampu membangkitkan rasa semangat untukmu, dan mampu memberikan senyuman yang tulus untukmu...

Adis Ratih Trisiana
 

0 komentar:

Posting Komentar